Telisik Program Link and Match
GOWA - Link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) yang digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen DIKSI) tahun 2021 bukanlah merupakan program baru. Jika ditelisik lebih jauh, program ini mulai dicanangkan tahun 1989. Mengutip tulisan Eka Prihatin Disas (2018) dan Endang Soesilowati (2009), link and match kala itu merupakan salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), yang menekankan pada penggalian potensi dan pembekalan kompetensi lulusan pendidikan vokasi sesuai kebutuhan pasar kerja, dengan kata lain paradigma supply minded bergeser menjadi demand minded. Harapannya, jika program ini berjalan dengan baik maka dapat menekan jumlah pengangguran dari lulusan SMK/PTV.
Yoan Oktaviani dalam artikel yang diterbitkan Kompas 30 Juli 2020 memaparkan historis perjalanan program link and match. Dinyatakan dalam tulisannya, dasar konsep link and match dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1990 khususnya pada Pasal 29 Ayat 2. Selanjutnya tahun 1993, Mendikbud Wardiman Djojonegoro dan Menteri Tenaga Kerja (Depnaker) Abdul Latief berkomitmen mempersiapkan tenaga kerja mandiri dalam program kerja bersama. Dalam hal ini, Depdikbud mempersiapkan software, dan Depnaker bertugas menyelesaikan persoalan di dunia kerja.
Kemudian tahun 1994, kedua Menteri ini melakukan perjanjian kerjasama untuk program pemagangan dan sistem ganda. Tahun 2003, Kementerian Riset dan Teknologi merancang pengembangan link and macth antara SMK dan UKM dalam pelaksanaan program sistem intensif penguatan teknologi dan manajemen. Tahun 2004, model pembelajaran pelatihan berbasis produksi diharapkan dapat diaplikasikan di SMK. Periode tahun 2005-2012, Direktur pembinaan SMK Joko Sutrisno memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen mutu (ISO 9001:2008).
Tahun 2016, keluar Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia. Setelah itu, lima Menteri (Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Riset-Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, dan Menteri BUMN RIni M Soemarno) berkomitmen dan sepakat menandatangani MoU tentang Pengembangan Pendidikan Vokasi berbasis Kompetensi yang link and match dengan DUDI. Tahun 2017, Kemenperin menyelaraskan kurikulum 35 program studi di SMK sesuai standar DUDI. Tahun 2018, Kementerian BUMN menginisiasi program magang mahasiswa bersertifikat. Tahun 2019, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam beberapa kesempatan mengatakan untuk menciptakan lulusan SMK siap kerja maka program Kemdikbud akan diselaraskan dengan DUDI.
Untuk mendukung link and match tahun 2020, Kemdikbud mencanangkan beberapa program diantaranya Kampus Merdeka (mahasiswa berkesempatan mengembangkan diri di luar program studinya selama tiga semester) dan forum pengarah vokasi (rumah vokasi) sebagai media antara pendidikan vokasi dan DUDI, serta pengembangan lebih dari 400 SMK Center of Excellent (CoE) atau Pusat Keunggulan. CoE memuat pembelajaran mulai dari penyelarasan kurikulum bersama DUDI, yang diikuti dengan penyesuaian model pembelajaran (dual based program, berbasis projek dan kewirausahaan, sistem blok, beserta sistem penilaiannya), pengembangan bahan ajar bersama, pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) di DUDI, sertifikasi kompetensi siswa oleh DUDI, pemagangan guru dan sertifikasinya, penerapan budaya kerja industri di SMK, hingga komitmen DUDI untuk merekrut lulusan SMK.
Link and match Kemdikbud tahun 2021 mengusung nama link and match 8+1. Paket ini memuat 9 poin utama yaitu penyelarasan kurikulum antara SMK/PT Vokasi dengan DUDI, pembelajaran berbasis projek riil dari DUDI, jumlah dan peran guru/dosen dari DUDI ditingkatkan secara signifikan, magang/praktek kerja industri minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi sesuai standard dan kebutuhan DUDI, guru/dosen secara rutin mendapat update teknologi dan pelatihan dari DUDI, riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat, komitmen DUDI untuk merektrut lulusan SMK/PT vokasi, serta beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk siswa/mahasiswa.
Dengan harapan dapat menyentuh langsung SMK/PTV di penjuru nusantara, program link and match tahun 2021 tidak hanya dilaksanakan eselon I Ditjen DIKSi, tetapi juga diembankan tugas kepada 7 balai besar vokasi termasuk Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Komunikasi dan Informasi (BPPMPV KPTK). Saat ini, BPPMPV KPTK tengah melakukan verifikasi data link and match antara SMK/PT Vokasi di 32 provinsi di Indonesia. Setelah pendataan selesai, bakal dilakukan analisis sejauh mana program link and match yang sudah berjalan pada SMK/PT Vokasi khususnya bidang KPTK. Dengan demikian, BPPMPV KPTK dapat menentukan model pendampingan yang tepat kepada SMK/PT Vokasi bidang KPTK, termasuk merumuskan model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikannya (***).
Catatan: Al Azhar (Widyaiswara BPPMPV KPTK)