BPPMPV KPTK Jaring Data Link & Match SMK dan Politeknik di 32 Provinsi
GOWA - Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) melakukan penjaringan data Link and Match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik bidang KPTK dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) pada 32 provinsi di Indonesia, mulai 21 April hingga 1 Mei 2021. Ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana implementasi link and match yang sudah terjalin antara SMK/Politeknik dengan DUDI, sekaligus untuk mengindentifikasi kendala yang dihadapi selama ini. Yang pada akhirnya dapat menjadi rekomendasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam program link and match kedepannya khususnya bidang KPTK.
Tim penjaringan data BPPMPV KPTK diharapkan bekerja maksimal sehingga dapat menghasilkan data yang valid dan terbaru. Selain menelusuri data pada Dinas Pendidikan masing-masing provinsi, tim juga akan menyebarkan instrumen link and match pada 266 SMK dan 10 Politeknik. Politeknik yang dituju yaitu Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Indramayu, Politeknik Negeri Subang, Politeknik Negeri Cilacap, Politeknik Negeri Surabaya, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Banyuwangi, Politeknik Negeri Malang, dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Tempat-tempat ini merupakan sampling sementara penjaringan data link and match, sehingga untuk menvalidasi data secara menyeluruh se-Indonesia maka BPPMPV KPTK akan terus melakukan penelusuran data SMK/Politeknik bidang KPTK.
Intrumen yang disebar sesuai dengan kebijakan pengembangan pendidikan vokasi terkait link and match (8 + 1). Penjabarannya yaitu pertama, kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDI, yang berupa penguatan aspek softskills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hardskills yang sesuai dengan kebutuhan DUDI. Kedua, pembelajaran berbasis projek riil dari DUDI (PBL), dengan memastikan hardskills akan disertai softskills dan karakter kesiapan kerja yang kuat. Ketiga, jumlah dan peran guru / dosen yang ahli dari DUDI ditingkatkan secara signifikan (minimal mencapai 50 jam/semester/prodi).
Keempat, magang/praktek kerja industri (prakerin) minimal 1 semester. Kelima, sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI (baik lulusan SMK/Politeknik maupun guru/dosen/pengajar). Keenam, guru/dosen/pengajar secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari DUDI. Ketujuh, riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat (sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan DUDI dan para pemangku kepentingan). Kedelapan, komitmen DUDI untuk menyerap lulusan SMK/Politeknik. Kesembilan, beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk siswa/mahasiswa serta donasi dari DUDI dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya bagi pendidikan vokasi.
Catatan: Al Azhar (Widyaiswara BPPMPV KPTK)