SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAPAT MEMETAKAN SEBARAN COVID-19

Kontributor: Al Azhar (Widyaiswara LPPPTK KPTK)

Diterbitkan: 17 April 2020; Update Terakhir: 17 April 2020

Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki peran yang luas, dapat diaplikasikan pada berbagai fenomena alam yang terjadi. Tidak hanya persoalan penataan kota dan perencanaan wilayah, tetapi juga dapat memetakan sebaran penyakit karena infeksi virus seperti Covid-19 (corona virus diseases 2019), wabah yang tengah menghebohkan berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia.    

QGIS Covid-19 UI

Tangkap Layar Peta Sebaran Covid-19 oleh Aplikasi QGIS yang dikembangkan UI (Sumber: Lihat Tautan). 

Komponen penting pada SIG diantaranya: (1) hardware (komputer) untuk penyimpanan dan pemprosesan data, disarankan menggunakan komputer/laptop dengan spesifikasi yang memadai (Lihat contoh spesifikasi komputer pada tautan ini). Hal tersebut dikarenakan data SIG seperti vektor dan raster memerlukan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan prosesor cepat dan memori kapasitas besar; (2) software yang dapat digunakan antara lain ArcView, ArcGis, dan QuantumGis; (3) Data berupa spasial (dapat berupa titik, garis, dan polygon) dan non-spasial (berupa informasi yang dimiliki objek dalam data spasial).       

Melalui bantuan aplikasi SIG, wilayah yang terkena dampak virus Covid-19 dapat mudah terlihat dalam tampilan peta. Gambaran sebaran wilayah pasien positif terinfeksi virus, pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pengawasan (ODP) disajikan dengan baik dalam peta. Peta sebaran covid-19 bisa dibuat secara statis maupun dinamis (real time), tergantung penyediaan data dan penginputannya. Salah satu pengaplikasiannya dapat dilihat pada laman web ini.

Lebih jauh lagi, dalam peta sebaran ini dapat mendeskripsikan tingkat kerentanan daerah yang terpapar covid-19. Tingkat kerentanan dapat dibagi menjadi 5 kelas (misalnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah), 3 kelas (tinggi, sedang, dan rendah), atau 2 kelas (tinggi dan rendah). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang akan disajikan.

Sebagai contoh, Universitas Indonesia (UI) membuat peta sebaran covid-19 dengan mengembangkan portal WebGIS (peta dalam jaringan) untuk membantu pemerintah dan sebagai media masukan bagi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi mandiri pada wilayah rawan covid-19 (Lihat QGIS Covid-19 UI pada tautan ini). UI membagi tiga kelas kerawanan penyebaran covid-19 (tinggi/zona merah, sedang dan rendah). Rawan tinggi dikategorikan karena banyaknya penderita berdomisili di suatu area tertentu; banyaknya jumlah dan dekatnya jarak pasien positif covid-19 dengan fasilitas transportasi umum; serta kepadatan penduduk yang tinggi (KOMPAS/20/04/2020). SAP***

---